Minggu, 20 Januari 2013

KB TERKINI


BAB I
PENDAHULUAN
 
A.      Latar Belakang
Pada awalnya, kontrasepsi sering kali dianggap sebagai cara untuk menjarangkan kehamilan atau mengurangi jumlah penduduk. Seiring dengan perkembangan, masalah kontrasepsi tersebut, kini menjadi bagian dari masalah kesehatan reproduksi.
Keberadaan metode dan alat-alat kontrasepsi terkini, memaksa para penyelenggara pelayanan Keluarga Berencana untuk memperbaharui pengetahuannya. Masalah-masalah kontrasepsi telah memasuki tahapan yang jauh lebih rumit, yaitu menyangkut masalah kesetaraan gender dan hak asasi manusia. Sementara, cara pandang tradisional melihat masalah kontrasepsi hanya masalah yang menyangkut perempuan.
Peningkatan partisipasi pria dalam Program KB dan Kesehatan Reproduksi adalah langkah yang tepat dalam upaya mendorong kesetaraan gender, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS  serta penyakit menular seksual dan menyukseskan pencapaian pembangunan Milenium (MDGs) 2015. Dalam MDGs isu pertumbuhan penduduk, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi tidak disebutkan secara eksplisit, namun banyak studi membuktikan MDGs tidak mungkin dicapai jika persoalan dasar kependudukan tidak ditangani dengan baik.
Kontrasepsi bukanlah tanggung jawab perempuan saja, sudah saatnya pria juga berpartisipasi memikirkannya. Apalagi apabila sang isteri sudah merasa tidak nyaman dengan kontrasepsi yang digunakannya, karena timbul efek samping seperti kegemukan, tekanan darah tinggi, dan perdarahan per vaginam. Terbatasnya akses informasi dan akses pelayanan Kontrasepsi pria dan minimnya kualitas pelayanan yang belum sesuai harapan, terbatasnya pilihan cara dan metode Kontrasepsi pria yakni kondom dan MOP, serta rendahnya dukungan politis dan sosial budaya.
Sebagai alternatif, pria di Indonesia dapat memilih kondom atau vasektomi (kontrasepsi bedah). Sedangkan pil KB pria masih dalam tahap uji klinis. Saat ini keikutsertaan pria menggunakan alat KB hanya 1,6 persen. Jauh lebih rendah dibanding wanita yang mencapai 98,4 persen. Penemuan metode  baru kontrasepsi pria diharapkan bisa memberikan alternatif pilihan ber-KB bagi pria.
Pria merupakan fokus baru untuk program KB yang selama ini belum banyak diperhatikan. Kontrasepsi pria mempunyai harapan perkembangan yang cukup luas di masa datang, dengan ditemukannya hasil penelitian baru. WHO sebagai badan kesehatan dunia telah membentuk suatu Task Force untuk mencari atau mengembangkan metode pengaturan kesuburan pria yang aman, efektif, reversibel dan dapat diterima, serta memonitor keamanan dan efektifitas metode yang ada.


B.       Rumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang tersebut, maka adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      Jelaskan pengertian alat kontrasepsi !
2.      Jelaskan manfaat alat kontrasepsi !
3.      Sebutkan dan jelaskan alat kontasepsi terkini !
C.      Tujuan
Dalam makalah ini, adapun tujuan yang hendak dicapai yaitu sebagai berikut:
1.      Untuk memahami dan mengetahui pengertian alat kontrasepsi.
2.      Untuk memahami dan mengetahui manfaat alat kontrasepsi.
3.      Untuk memahami dan mengetahui alat-alat kontrasepsi terkini.

BAB II
ISI

A.      Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi asal kata dari ‘kontra’ yang berarti mencegah/ menghalangi dan ‘konsepsi’ yang berarti pembuahan/pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi kontrasepsi diartikan sebagai cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma. Kontrasepsi dapat menggunakan berbagai macam cara, baik dengan menggunakan hormon, alat ataupun melalui prosedur operasi.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variebel yang mempengaruhi fertilisasi. (Prawirohardjo, 2006). Kontrasepsi menurut Mochtar, 1998 adalah cara mencegah terjadinya konsepsi dengan menggunakan alat atau obat-obatan. Keluarga berencana adalah suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Sedangkan kontrasepsi menurut BKKBN, 1999 adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma.
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Dapat dipercaya; 2. Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan; 3. Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan; 4. Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus; 5. Tidak memerlukan motivasi terus-menerus; 6. Mudah pelaksanaanya; 7. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat; 8. Dapat diterima penggunaanya oleh pasangan yang bersangkutan.
Macam-macam metode kontrasepsi yang sering di jumpai :
1.      Metode sederhana
a.       Tanpa alat
1)      KB alamiah
Yaitu : metode kalender, metode suhu basal, metode lendir serviks, metode simpto-termal.
2)      Coitus Interuptus
b.      Dengan alat
1)      Mekanis (Barrier)
Yaitu kondom pria, barier intra vaginal (seperti diafragma, kap serviks, spon, kondom wanita
2)      Kimiawi
Yaitu spermiside (seperti vaginal cream, vaginal busa, vaginal jelly, vaginal supposituria, vaginal foam, vaginal soluble film)
2.      Metode modern
a.       Kontrasepsi hormonal
1)      Per-oral
Yaitu pil oral kombinasi (POK), mini-pil, morning after pil
2)      Injeksi atau suntikan
3)      Sub-kutis (implant)
4)      Intra uterine devides (IUD)
b.      Kontrasepsi non hormonal
1)      Tubektomi
2)      Vasektomi
B.       Manfaat Kontrasepsi
Kontrasepsi sangat berperan dalam meningkatkan kesehatan ibu melalui pengaturan jarak kehamilan, selain itu dengan kontrasepsi maka kita juga dapat melakukan perencanaan keluarga termasuk didalamnya pengaturan jumlah anak.
C.      Alat Kontrasepsi Terbaru
Penemuan terkini Alat Kontrasepsi perkembangan teknologi memang terus berkembang dan tidak terkecuali dengan alat kontrasepsi beberapa penemuan terkini alat kontrasepsi diantaranya :
1.    Kondom 'spray-on'
Seorang penemu di Jerman telah membuat kondom dengan sistem semprot. Dengan kondom ini, dijamin tak akan ada lagi yang bingung mencari kondom yang sesuai sebab kondom akan menyesuaikan ukuran dengan sendirinya.
Menurut sang penemu, Jan Vinzenz Krause, direktur Institute for Condom Consultancy Jika pergi ke toko obat untuk membeli kondom, yang kebanyakan dijual adalah yang pas untuk pria dengan panjang penis rata-rata 14,5 cm. Tetapi banyak orang yang memiliki penis lebih kecil atau lebih besar dari ukuran itu. Maka Krause menciptakan kondom yang disebut kondom 'spray-on' dengan sistem pompa yang menyemprotkan lateks cair ke alat kelamin dalam hitungan detik. Krause telah mengajukan hak paten untuk sistem penyemprotan lateks yang ia ciptakan. Ia mengaku sudah memiliki prototipe yang sukses dan penemuannya ini dalam percobaan dapat menyesuaikan ukuran dengan ukuran yang paling besar sekalipun.
Untuk menggunakan kondom semprot ini, pria memasukkan penisnya ke dalam tabung dan menekan tombol untuk menyemprotkan lateks cair dari cartridge yang bisa dilepas. Karet lateks akan mengering dalam hitungan detik. Setelah selesai digunakan, kondom ini bisa dilepas seperti kondom biasa. Waktu yang dibutuhkan agar lateks dapat mengering adalah sekitar 20 - 25 detik. Tapi Krause sedang mengupayakan agar waktunya bisa dipercepat lagi menjadi 10 detik.
Dalam survei yang lakukan, ditemukan ada 2 tanggapan yang berbeda dari para pria. Beberapa pria mengatakan itu ide yang hebat dan akan sangat membantu karena sulit menemukan kondom yang pas. Sedangkan lainnya mengatakan tidak bisa membayangkan cara penggunaannya. Masalahnya adalah karena memakai kondom dianggap mengganggu hubungan seks. Kondom spray-on ini dijual dengan harga yang lebih mahal daripada kondom konvensional. 
2.    Kondom Spray
Sebuah perusahaan Cina bernama Blue Cross Bio-Medical menawarkan suatu spray kondom (foam condom) yang dibuat dari silver “nanotech” partikel. Alat kontrasepsi terbaru dengan spray condom. Alat kontrasepsi ini tidak digunakan bagi laki-laki tetapi digunakan oleh pihak wanita.
Penggunaannya busa spray tersebut disemprotkan ke vagina, setelah itu busa spray akan membentuk semacam selaput dan mencegah konsepsi serta melindungi terhadap infeksi. Semprotan spray menggunakan polyvinyl alcohol resin sebagai bahan dasarnya, yang sudah terkandung dengan silver “ nanotech ” partikel, sehingga memberikan spermicide dan antiseptik pelumas yang dapat membantu mencegah penyakit menular seksual (PMS). Sepertinya produk ini aman digunakan dan penggunaannya menurut produsennya, Blue Cross Bio-Medical sebagai berikut ini :
a.    Kocok foam condom sebanyak 4-5 kali sebelum melakukan hubungan seksual.
b.    Masukkan selang kecil kedalam kaleng foam condom
c.    Balikkan kaleng foam condom (lihat di gambar) dan arahkan selang kecil tersebut ke dalam vagina, serta tekan dengan perlahan. Masukkan selang sekitar 6-8cm ke dalam vagina (panjang selangnya sendiri sekitar 9cm). Tekan foam condom dengan jari telunjuk hingga busa memenuhi vagina.
d.   Bersihkan selang kecil itu
e.    Gunakan dalam 1-5 menit sebelum melakukan hubungan sexsual/jimak, dan lakukan sekali lagi setelah selesai melakukan hubungan/jimak.
3.    Suntik KB untuk Pria
Alat kontrasepsi akan semakin bermacam pilihan dan tentunya akan menjadi alternative bagi pasangan suami isteri untuk menentukan metode keluarga berencananya. Selama ini alat kontrasepsi suntikan ataupun pil Kb hanya monopoli kaum wanita. Namun dengan penemuan yang terbaru ini, lelaki sudah bisa menggunakan alat kontrasepsi suntik. Disatu sisi hal ini mungkin menguntungkan kaum wanita karena bisa bergantian menggunakan alat kontrasepsi, namun dilain pihak juga khawatir penemuan ini akan makin menumbuhsuburkan perilaku seks bebas lelaki karena pria tidak takut lagi akan menghamili pasangan yang sah.
Keterlibatan laki-laki dalam penggunaan alat kontrasepsi di Indonesia memang masih rendah. Selain kondom, vasektomi (memotong saluran benih untuk menghambat transportasi sperma) merupakan pilihan dari jenis kontrasepsi yang saat ini tersedia untuk pria. Untuk mencari alternatif kontrasepsi terbaru, kini para ahli tengah meneliti kontrasepsi pria yang lebih efektif, yakni suntikan testoteron. Berdasarkan uji coba terhadap 1.045 pria sehat berusia 20-45 tahun di Cina, suntikan testoteron terbukti efektif sebagai alat kontrasepsi pria.
Para responden yang memiliki pasangan usia subur tersebut disuntik dengan 500 miligram formula testoteron setiap bulan selama 30 bulan. Hasil penelitian menunjukkan angka kegagalan (terjadinya kehamilan) hanya 1,1 per 100 pria dalam kurun waktu 24 bulan. Para peneliti juga melaporkan tidak ditemukannya efek samping dalam penggunaan suntikan ini. Selain itu, setelah penghentian suntikan, kemampuan memproduksi sperma pada laki-laki  tersebut kembali normal.
4.    MOW tanpa Sayatan
Teknik terbaru sterilisasi wanita, yakni operasi tanpa sayatan pada perut mulai dikembangkan. Teknik tersebut menggunakan pendekatan histereskopi streilisasi wanita. Sebelumnya, ada dua teknik operasi sterilisasi wanita pada umumnya, yaitu melalui sayatan ± 10 cm pada perut (minilaparatomi) atau menggunakan teknik minim sayatan ± 1,5 – 2 cm pada perut (laparoskopi).
Teknik terbaru telah dikembangkan sejak lama dan terus dimodifikasi sehingga lebih aman dan nyaman. Sekarang, dengan teknologi terkini dan penemuan peralatan-peralatan terbaru yang sangat kecil serta menggunkan bahan dasar terpercaya, teknik tersebut mulai diterima dunia kedokteran dan masyarakat awam. Teknik ini menggunkan alat berupa histereskopi yang dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mulut rahim.
Histreskopi adalah alat kedokteran yang terdiri atas kamera mikro resolusi tinggi (high definition) dengan diameter 0,3 cm yang disertai dengan working channel. Dengan histerekopi, dokter dapat melihat keadaan di dalam rahim melalui monitor dan melihat secara tepat muara kedua saluran telur. Setelah dokter menentukan saluran telur, alat steril yang sangat kecil dimasukkan melalui working channel secara tepat ke dalam saluran telur dengan bimbingan histereskopi secara tepat. Berbeda dari banyak alat kontrasepsi lainnya, alat mikrosteril ini tidak mengandung hormon sehingga tidak akan mempengaruhi siklus haid alami setiap bulan.
Tindakan tanpa sayatan itu bisa dilakukan baik dengan pembiusan lokal maupun tanpa pembius di ruang praktik, khusus dan tidak memerlukan waktu pemulihan lama. Sebab setelah operasi, pasien dapat langsung pulang dan kembali ke aktivitas semula tanpa harus rawat inap. Histereskopi sterilisasi wanita ini dapat dilakukan secara tepat, cepat dan mudah bila ditangani tenaga kesehatan terlatih di sarana kesehatan lengkap.
5.    RISUG (Reversible Inhibition of Sperm Under Guidance)/ Penghambatan Sperma Reversibel di Bawah Bimbingan
Metode ini pertamakali ditemukan di India oleh seorang profesor biomedis dari Indian Institute of Technology bernama Sujoy K. Guha. RISUG terdiri dari campuran bubuk stirena maleat anhidrida (SMA) dengan dimetil sulfoksida (DMSO). Gel yang dihasilkan disuntikkan ke vas deferens untuk melapisi dinding vas deferens dan memblokir lorongnya (lumen).
RISUG (Reversible Inhibition of Sperm Under Guidance) / Penghambatan Sperma Reversibel di Bawah Bimbingan ini merupakan salah satu metode kontrasepsi yang bekerja di dalam saluran vas deferens atau saluran yang berfungsi untuk mengalirkan sperma. Salah satu keuntungan dari metode ini adalah karena bersifat sementara, sehingga kesuburan dapat kembali apabila diinginkan. Suntikan ini sangat efektif dan per dosis bisa bertahan hingga 10 tahun. Efek sampingnya juga sedikit dan dosisnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
RISUG disuntikkan melalui metode yang mengekspos vas deferens seperti pada metode vasektomi tanpa pisau bedah. Setelah penerapan anestesi lokal, dokter membuat lubang di kulit skrotum yang sangat kecil sehingga tidak memerlukan jahitan tetapi membuat vas deferens mudah terlihat. Proseurnya dengan menyuntikan bahan sejenis polymer yang berbentuk gel ke dalam saluran vas deferens, sehingga gel tersebut akan melapisi bagian dalam dinding vas deferens. Keseluruhan prosedur biasanya membutuhkan waktu kurang dari 15 menit.
Gel polymer tersebut nantinya akan membunuh setiap sperma yang melewati saluran vas deferens sehingga mencegah terjadinya kehamilan. Kemudian apabila pria menginginkan kesuburannya kembali baik dalam hitungan bulan ataupun tahun, maka bahan polymer akan dibersihkan dari saluran vas deferens melalui suntikan lain.
6.    Pemanasan
Telah lama diketahui bahwa kenaikan suhu yang sebentar pada bagian testis dapat menekan pembentukan sperma (spermatogenesis), sementara kenaikan suhu yang lebih lama dapat mempengaruhi patologi testis dan terjadinya cryptorchidism, varicocele serta ketidaksuburan sementara.
Penelitian klinis yang dilakukan untuk mengevaluasi potensi dari alat pembungkus bagian scrotal untuk digunakan sebagai metode kontrasepsi pria yang praktis menunjukkan penurunan yang reversible terhadap jumlah sperma tetapi masih kurang kuat untuk dijadkan metode kontrasepsi yang terpercaya. Karena masih terdapat hal yang meragukan termasuk masalah keamanan dari metode ini, maka penelitian lebih lanjut masih terus dilakukan.
a.    Suspensory
Alat ini dirancang untuk menjaga testis pada tempatnya, meningkatkan temperaturnya yang berdampak pada berkurangnya produksi sperma. Alat yang berbentuk seperti celana dalam pria ini, harus digunakan setiap hari agar efektif.
b.    External Heat
Sumber panas dari luar ini mirip dengan suspensory yaitu meningkatkan temperatur disekitar alat vital untuk mengurangi produksi sperma. Karena tergantung dengan temperatur tubuh, waktu yang dibutuhkan lebih cepat dibandingkan menggunakan suspensory. Sauna, alat penghangat dan beberapa peralatan bisa digunakan untuk membuat temperatur tubuh meningkat dan produksi sperma berkurang.


c.    Pendekatan imunologis
Pada pendekatan imunologis terhadap kontrasepsi, maka tubuh akan dibuat untuk menyerang spermanya sendiri. Akan tetapi pendekatan ini banyak mengundang perdebatan karena ketidakpastian untuk memperoleh kesuburan kembali, selain itu perbedaan species antara hewan dan manusia menyebabkan kesuksesan pada percobaan dengan hewan lebih sulit untuk diadaptasikan ke manusia dibandingkan metode lain. Sampai saat ini, metode ini pun masih dalam tahap penelitian lebih lanjut.
7.    Metode Kontrasepsi Hormonal
a.    Testosterone
Penelitian mengenai metode kontrasepsi hormonal untuk pria pada awalnya banyak menggunakan testosterone yang digunakan untuk mengelabuhi otak sehingga menghentikan produksi sperma. Tetapi hal tersebut ternyata tidak terlalu sukses apabila dibandingkan dengan kerja pil kontrasepsi pada wanita yang dapat menghentikan terjadinya ovulasi.
b.    Prolaktin
Penelitian terbaru akhirnya banyak dilakukan untuk menemukan hormon lain yang dapat mempengaruhi produksi sperma. Hormon tersebut adalah prolaktin, hormon yang biasa terdapat pada wanita hamil untuk mengontrol produksi air susu ternyata terdapat juga pada pria.
Untuk dapat berfungsi sebagai alat kontrasepsi, tablet yang dapat menghambat produksi prolaktin harus diminum setiap hari yang dibarengi dengan suntikan/implant yang mengandung testosterone. Hal ini juga masih menimbulkan perdebatan terutama mengenai tingkat kepatuhan pria untuk minum pil tersebut setiap hari.
c.    Desogestrel
Selain itu para peneliti di Manchester telah mengkombinasikan pemberian desogestrel (digunakan pada pil kontrasepsi untuk wanita) dan koyo yang mengandung testosterone untuk digunakan sebagai kontrasepsi pada pria. Cara kerjanya adalah : desogestrel akan menghentikan produksi testosterone di testis sehingga produksi sperma juga terhenti, sedangkan koyo testosterone akan menyediakan kebutuhan testosterone yang diperlukan oleh bagian tubuh yang lain (tanpa adanya testosterone, maka pria akan Kehilangan bulu-bulu di wajah dan payudara akan membesar). Akan tetapi kesuksesan metode ini pada pria yang penggunakannya hanya sekitar 60 %.
Oleh sebab itu, maka penggunaan kontrasepsi hormonal pada pria sampi saat ini masih dalam tahap penelitian lebih lanjut, walaupun tidak mustahil suatu saat nanti akan ada kontrasepsi hormonal untuk pria yang se-efektif dan se-aman seperti kontrasepsi hormonal untuk wanita.
d.    Suntikan progesteron
Pemberian hormon progesteron pada pria akan berdampak pada turunnya produksi sperma.
8.    Pil Kontrasepsi Non Hormonal
a.    Ekstrak Tanaman Gandarusa (Justicia gendarussa)
Saat ini tengah dikembangkan metode kontrasepsi bagi pria dari ekstrak tanaman Gandarusa. salah seorang peneliti dari universitas Airlangga Surabaya, Drs. Bambang Prayogo, Apt. yang meneliti khasiat dari tanaman Gandarusa dan pengaruhnya sebagai kontrasepsi alami bagi pria. Kandungan kimia tanaman gandarusa adalah Alkaloid, saponin, Flavonoid, Polifenol, Alkaloid yustisina dan minyak atsiri, bagian tanaman yang digunakan adalah seluruh bagian tumbuhan.
Tanaman gandarusa  memiliki sifat antispermatozoa, dan saat ini proses penelitian tersebut sudah memasuki uji klinis. Menurut Drs. Bambang, cara kerja senyawa ekstrak gandarusa ini mirip seperti metode hormonal KB. Yakni menurunkan aktifitas enzim hialuronidase didalam spermatozoa, sehingga sel sperma tidak mampu menembus sel telur. Pada fase pertama penelitiannya, dilibatkan 36 subyek sehat dan subur. Setelah itu, obyek penelitian dilipatgandakan menjadi 120 pasangan usia subur (PUS). Dari hasil uji klinik tersebut, ternyata 100 persen memiliki hasil maksimal. Tidak terjadi kehamilan pada si wanita. Dalam uji coba ketiga ini Drs. Bambang telah mengujikan hasil temuannya kepada sekira 350 pasangan muda subur. Proses uji coba ini masih berjalan dan sebentar lagi akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Diungkapkan Bambang untuk membuat kapsul dibutuhkan waktu yang sangat lama. Bukan hanya satu atau dua tahun, tetapi membutuhkan waktu puluhan tahun karena langsung bersentuhan dengan masyarakat. Mulai mencari bahan, memproses secara ilmiah yang benar-benar steril, hingga pengujian di masyarakat. Dalam uji coba itu, pasangan muda harus minum kapsul setiap hari sekali selama 30 hari.
Serangkaian penelitian panjang selama bertahun-tahun ini memang benar-benar membuktikan ekstrak daun gandarusa sudah terbukti efektif untuk mencegah kehamilan bagi sang istri. Meski berhubungan dengan pasangan, dengan mengonsumsi pil KB pria ini secara teratur kelahiran bisa dicegah. Bahkan para pria yang merupakan akseptor KB tersebut mengaku makin jantan. Saat ini proses pengembangan itu sudah selesai, sehingga 2012 diperkirakan pil KB pria pertama di dunia ini bisa dikonsumsi oleh masyarakat.
Dalam penelitian didapati penggunaan pil KB khusus pria ini tak akan mengakibatkan menurunnya gairah seks. Bambang mengharapkan tidak ada penyalahgunaan untuk hal-hal yang tidak semestinya. Pria yang mengonsumsinya dijamin tetap bisa melakukan rutinitas pemenuhan kebutuhan batinnya, tanpa takut pasangannya mengalami kehamilan. Jadi tak perlu takut. Hanya saja yang perlu dicatat adalah  jika benar ini sudah diedarkan jangan sampai disalah gunakan.
Gandarusa, merupakan tanaman herbal yang sudah dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat sebagai tanaman obat. Menurut situs Wikipedia, tanaman gandarusa ini selain memiliki sifat antispermatozoa juga memiliki efek analgetik, antidiuretik. Menurut salah seorang pembudidaya gandarusa, Tini Hartini, Gandarusa ini bisa digunakan sebagai obat anti nyeri ketika keseleo.
b.    Bahan BMS 189453 yang dapat mengeblok reseptor asam retinoat (suatu zat untuk metabolisme vitamin A).
Sedangkan studi di luar negeri meneliti suatu obat yang dapat menghambat produksi sperma. Saat ini penelitian mencapai tahap uji pada hewan coba. Hal ini memberikan harapan baru bagi perkembangan KB untuk pria. Pada suatu jurnal endokrinologi disebutkan penelitian eksperimental suatu bahan BMS 189453 yang dapat mengeblok reseptor asam retinoat (suatu zat untuk metabolisme vitamin A). Vitamin A ini merupakan faktor pertumbuhan yang dibutuhkan dalam proses pembelahan dan kelangsungan hidup sel-sel sperma di testis. Cara kerja pil KB pria ini berbeda dengan pil KB perempuan yang berisi hormon sintetis.
Seperti kita ketahui bersama bahwa vitamin A berperan penting dalam mempertahankan fungsi penglihatan, tetapi penggunaan pil KB pria ini ternyata tidak mengganggu fungsi penglihatan. Para peneliti menyebutkan bahwa terdapat jalur yang berbeda antara fungsinya dalam proses penglihatan dengan proses produksi sperma.
Dalam suatu studi, peneliti memberikan pil ini pada hewan coba. Hasil penelitian menunjukkan produksi sperma berhenti sehingga menyebabkan hewan coba ini mengalami kemandulan selama 2-4 minggu. Hal ini menunjukkan bahwa obat ini mempunyai efek temporer.
c.    Nifedipine
Adalah jenis obat yang termasuk calcium channel blockers (CCBs). Penelitian menunjukkan CCBs bisa menghambat saluran kalsium dalam membran sel sperma. Hal itu akan berdampak menghambat kerja sperma tetapi tidak berpengaruh pada produksinya. Seseorang yang mengonsumsi nifedipine jumlah spermanya tetap tetapi fungsinya menurun.
9.    Ultrasound
Saat ini, peneliti dari Universitas North Carolina, AS, sedang menguji apakah gelombang ultrasound bisa menjadi metode kontrasepsi baru bagi pria. Penelitian ini menemukan, gelombang ultrasound di bagian testis diketahui cukup aman menghentikan produksi sperma selama enam bulan. Prinsip kerjanya adalah menembakkan ultrasound  ke testis supaya produksi sperma turun sampai tingkat nol. Angka ini merupakan angka ideal untuk mencegah terjadinya konsepsi atau kehamilan. Namun, para peneliti masih berkutat untuk mencari tahu cara mengembalikan kesuburan pria setelah melakukan metode ini. Pasalnya, ada kemungkinan pria ingin memiliki anak lagi.
Mengembalikan kesuburan menjadi isu penting, karena sekali testis berhenti memproduksi sperma dan cadangan sperma dikosongkan, pria akan menjadi tidak subur sementara. Menurut Dr James Tsuruta alat kontrasepsi ini dapat diandalkan selama 6 bulan, dengan biaya murah dan termasuk kontrasepsi non-hormonal dengan satu kali perawatan. Dr Tsuruta juga menambahkan, metode ultrasound ini sudah umum digunakan sebagai instrumen terapi dalam kedokteran olahraga atau klinik terapi fisik. Maka itu, diharapkan tujuan jangka panjang penelitian ini adalah menciptakan alat KB yang sesuai untuk pria, tanpa membahayakan kesuburan.
10.    Implant Terkini
Susuk/implant disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon.Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Macam Implant
a.    Non Biodegradable Implan
1)   Norplant (6 kapsul), berisi hormon levonorgestrel, daya kerja 5 tahun.
2)   Norplant-2 (2 batang), berisi hormon levonorgestrel, daya kerja 3 tahun.
3)   Norplant 1 batang, berisi hormon ST – 1435, daya kerja 2 tahun.
4)   Norplant 1 batang,1 batang berisi hormon 3 keto desogestrel, daya kerja 2,5 – 4 tahun.
Saat ini di Indonesia sedang di uji coba IMPLANON, implant 1 batang dengan panjang 4 cm, diamater luar 2 mm, terdiri dari suatu EVA (Ethylene Vinyl Acetate) berisi 60 mg 3 ketodesogestrel yang dikelilingi suatu membran EVA, berdaya kerja 2 – 3 tahun.
b.    Biodegradable
Yang sedang diuji coba saat ini :
1)   Copronor PP
Suatu kapsul polymer berisi hormon levronorgastel dengan daya kerja 18 bulan.
2)   Pellets
Berisi norethindrone dan sejumlah kecil kolesterol,daya kerja 1 tahun
c.    Yang Paling Sering Dipakai
1)   Norplant
a)     Dipakai sejak tahun 1987
b)   Terdiri dari 6 kapsul silastik (karet silicone) yang berisi dengan hormon levonorgestrel dan uung – ujung kapsul ditutup dengan silastik adhesive
c)    Sangat efektif untuk mencegah kehamilan 5 tahun
d)   Saat ini norplan yang paling banyak dipakai
2)   Implanon
a)    Dipakai sejak tahun 1987
b)   Terdiri dari 2 batang silatik yang padat panjang tiap batang 40 mm, diameter 2,4 mm
c)    Masing – masing batang diisi dengan 68 mg 3 ketodesogastrel di 2 matriks batang
d)   Sangat efektif untuk mencegah kehamilan selama 3 tahun
3)   Jadena dan indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgastrel dengan lama kerja 3 tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar